3. MANFAAT TANAMAN
Buah
mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga
yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik
dalam bentuk basah atau kering.
4. SENTRA PENANAMAN
Pusat
penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon.
Tahun 1994 jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman
dengan produksi 668.048 ton.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
Tanaman
mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan.
Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di
daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta
gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
5.2. Media Tanam
1. Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
5.3. Tempat Ketinggian
Mangga
yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m
dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari
pada di dataran tinggi.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Perbanyakan dengan Biji
1. Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media
tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x
40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari
plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam
persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke arah
bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh
kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1
biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar
kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam
polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan
pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal dibuang.
Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
2) Okulasi
Perbanyakan
terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang
buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya
kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah
berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi)
dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim
kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
3) Pencangkokan
Batang
yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan
diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau
sabut kelapa.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
2. Pembukaan Lahan
* Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan
alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal
tanam.
* Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3. Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam
dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak
tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:
1. segi tiga sama kaki.
2. diagonal.
3. bujur sangkar (segi empat).
6.3. Teknik Penanaman
1)
Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan
kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman
50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian
bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan
beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian
bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
2) Cara Penanaman
Lubang
tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan
lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25
gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta
tanahnya dan masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan.
Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
3) Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan
tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut
dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi.
Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah
yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun
mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi.
Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas
agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih
jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas
dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh
kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan
2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara
yang sama dengan pemangkasan ke-2.
4) Pemupukan
a) Pupuk organik
1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2. Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.
Pupuk
kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah.
Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah
mata cangkul (5 cm).
b) Pupuk anorganik
1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
5) Peningkatan Kuantitas Buah
Dari
sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah
yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan
polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm
hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang
dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1.
Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
*
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.
*
Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur.
2.
Bubuk buah mangga
*
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.
*
Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama
ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang
pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.
3.
Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
*
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
*
Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord,
Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang
terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan
memperbaiki aerasi.
4.
Lalat buah
* Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
* Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi
umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan
insektisida.
5. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
* Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng
ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan
cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau
kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam.
* Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
*
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan
yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya
menyerang rangkaian bunga.
* Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
7. Codot
* Memakan buah mangga di malam hari.
*
Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela
daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon
dengan jaring.
7.2. Penyakit
1. 1) Penyakit mangga
*
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan
bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan
menggulung.
* Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2. 2) Penyakit diplodia
* Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
* Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
3. 3) Cendawan jelaga
*
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium
mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu.
Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis.
*
Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
4. 4) Bercak karat merah
*
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun,
ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah.
Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
*
Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
5. 5) Kudis buah
* Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun.
*
Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.
*
Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga
kali seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.
6. 6) Penyakit Blendok
*
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang
yang dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah
yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.
*
Pengendalian: memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan
kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon
dengan bubur bordeaux.
7.3. Gulma
Benalu memberikan
kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap
tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang
terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Mangga
cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6
tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10
jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya
jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah
adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah
arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga
golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih
keras.
8.2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan
sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di
sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang
diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
8.3. Periode Panen
Di
Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen
dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak
akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.
8.4. Perkiraan Produksi
Pohon
muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500
buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah
pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga
yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah
mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu
terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri.
Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk
mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah.
Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
1. Kelas I: > 320 gram/buah
2. Kelas II: 270 - 320 gram/buah
3. Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
2. Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
3. Klasifikasi Kecil: arum manis <>