Fungsi Hormone Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Asam Absisat
- Auksin
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan
sel. Hormone auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh).
Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi
fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari
akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.
Akibatnya, tumbuhan akan memmbengkok ke arah cahaya matahri. Auksin yang
diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan,
pembelahan, dan siferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada
tunas apical (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral
(samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apical batang dipotong, tunas
lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi
apical.
Fungsi lain dari auksin adalah merangsang cambium untuk membentuk
xylem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel, membentuk dinding
sel primer (dinding sel yang pertama kali dibentuk pada sel tumbuhan),
menghambatnya rontoknya buah dan gugurnya daun, serta mampu membantu
proses partenokarpi. Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa
penyerbukan.
Pemberian hormone auksin pada tumbuhan akan menyebabkan terjadinya
pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut akar.
Pembentukan akar lateral dan serabut akar menyebabkan proses penyerapan
air dan mineral dapat berjalan optimum.
- Giberelin
Giberelin merupakan hormone yang berfungsi sinergis (bekerja sama)
dengan hormone auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan
perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim
amylase. Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang terdapat
pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa
merupakan sumber energy pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada
tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali.
Giberelin juga berfungsi dalam proses pembentukan biji, yaitu
merangsang pembentukan serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah,
merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi biji.
Giberelin dengan konsentrasi rendah tidak merangsang pembentukan akar,
tetapi pada konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar.
Giberelin pertama kali diisolasi dari jamur Giberrella fujikuroi. Hormone giberelin dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaotu giberelin A, giberelin A2, dan giberelin A3
yang memiliki struktur molekul dan fungsi yang sangat spesifik.
Misalnya, hormone giberelin yang satu berpengaruh terhadap pertumbuhan,
sedangkan yang alin berpengaruh terhadap pembentukan bunga.
- Sitokinin
Sitokinin adalah hormone yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Fungsi sitokinin adalah :
- Merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominansi apical
- Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk
- Memperbesar daun muda
- Mengatur pembentukan bunga dan buah
- Menghambat proses penuaan dengan cara merangasang proses serta transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
- Sitokinin diperlukan bagi pembentukan organel-organel semacam kloroplas dan mungkin berperan dalam perbungaan
- Merangsang sintesis protein dan RNA untuk mensintesis substansi lain
Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan
disebut kinetin. Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan
ditrasportasikan ke seluruh bagian sel tanaman tembakau. Senyawa
sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut zeatin.
- Asam absisat (ABA)
Asam absisat merupakan senyawa inhibitor (penghambat) yang bekerja
antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Asam absisat
berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun. Hormone ini berfungsi
untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan yang buruk,
misalnya kekurangan air, dengan cara dormansi. Kekurangan air akan
menyebabkan peningkatan kadar hormone asam absisat di sel penutup
stomata. Akibatnya, stomata akan tertutup dan transpirasi berkurang
sehingga keseimbangan airdapat dijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar