PENDAHULUAN
Daerah sentral produksi jagung (Zea mays L.)
di Indonesia pada umumnya terkonsentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Madura, selanjutnya meluas ditanam di luar pulau Jawa. Jagung manis (Zea mays saccharata
Sturt) merupakan salah satu dari 7 golongan tanaman jagung. Jagung
manis semakin populer dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang
lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa. Selain itu, umur produksi
lebih pendek (genjah) sehingga sangat menguntungkan (Rukmana, 1997).
Menurut Koswara (1986), sifat manis pada jagung disebabkan oleh gen su-1 (sugary), bt-2 (brittle) ataupun sh-2 (shrunken).
Gen ini dapat mencegah perubahan gula menjadi zat pati pada endosperma
sehingga jumlah gula yang ada kira-kira dua kali lebih banyak dari
jagung biasa.
Untuk mendapatkan hasil tanaman jagung yang baik,
faktor yang sangat mempengaruhinya adalah iklim dan morfologi tanaman
itu sendiri. Akar merupakan salah satu faktor dari morfologi tanaman.
Dengan perakaran yang sehat, tanaman jagung akan lebih kokoh dan dapat
menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah lebih banyak lagi, sehingga
pertumbuhan dan hasil tanaman lebih maksimal.
Bencana alam tsunami yang melanda Aceh pada tanggal
26 Desember 2004 telah menyebabkan terbawanya garam laut yang terlarut
dalam jumlah besar ke lahan pertanian. Menurut Azwar (2005), penimbunan
garam terlarut di dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal
ini dapat mengurangi kesanggupan benih mengabsorbsi air dan secara tidak
langsung akan menghambat perkecambahan. Harahap (1984) menyatakan bahwa
kadar garam yang tinggi menyebabkan rendahnya persentase tumbuh benih
dan pertumbuhan terhambat akibat ber-kurangnya air yang dapat diserap
oleh tanaman.
Mengatasi tanah akibat tsunami, disarankan untuk
menggunakan pupuk organik. Namun demikian, pupuk anorganik tetap
diperlukan. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang
diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman untuk
hidupnya membu-tuhkan paling tidak 16 unsur hara esensial yaitu C, H, O,
N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Unsur hara ini
diperoleh tanaman dari tanah atau diberikan melalui pemupukan. Pemupukan
adalah pem-berian pupuk kepada tanaman melalui tanah, dan atau bagian
tertentu dari tanaman, bertujuan untuk menambah unsur hara yang
diperlukan tanaman (Sutedjo, 1987).
Pupuk yang diberikan pada tanaman biasanya didasarkan
kepada kebutuhan tanaman dan tersedianya unsur hara di dalam tanah
untuk tanaman. Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat tergantung oleh
kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis pupuk untuk
tanaman jagung manis rata-rata adalah : Urea = 435 kg/ha, TSP = 335
kg/ha (SP 36 = 428 kg/ha) dan KCl = 250 kg/ha. Sedangkan untuk pupuk
organik adalah 10 ton/ha (Palungkun dan Budiarti, 2004).
Selain pupuk, perlu diperhatikan varietas yang cocok
untuk lahan yang rusak atau varietas yang tahan terhadap kondisi tanah
yang telah terkena tsunami. Hal yang terpenting adalah varietas yang
cocok dengan lingkungan setempat. Pemilihan varietas bertujuan agar
setiap varietas yang dibudidayakan suatu daerah dapat beradaptasi dengan
baik karena masing-masing varietas memiliki daya beradaptasi yang
berbeda-beda (Anonymous, 1992).
Varietas adalah salah satu di antara banyak faktor
yang sangat menentukan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman. Selain
faktor ling-kungan, penggunaan varietas unggul merupakan salah satu
komponen teknologi yang terpenting untuk mencapai produksi yang tinggi.
Penggunaan varietas unggul mem-punyai kelebihan dibandingkan dengan
varietas lokal dalam hal produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit,
respons pemupukan dan ketahanan terhadap gaya-gaya perusak luar lainnya
sehingga produksi yang diperoleh baik kualitas maupun kuantitas dapat
meningkat (Soegito dan Adie, 1993).
Beberapa varietas jagung manis yang sudah dilepas dan
dibudidayakan antara lain adalah Sweet Boy, Hawai Sweet Hybrida F1,
Super Bee, Super Sweet, Bisi Sweet 1, Bisi Sweet 2, Bisi Sweet 3 dan
Bisi Sweet 4. Penelitian ini menggunakan tiga varietas yaitu Sweet Boy,
Hawai Sweet Hybrida F1, dan Super Bee.
Jagung manis varietas Sweet Boy mempunyai rasa sangat
manis, penampilan tanaman kokoh dengan daun berwarna hijau gelap, umur
panen sedang, agak tahan terhadap penyakit karat daun, toleran terhadap
penyakit bulai, tahan rebah dan adaptasi baik di dataran rendah maupun
tinggi. Varietas ini mempunyai hasil rata-rata 12.7 tongkol
berkelobot/ha dan 11.3 tongkol tanpa kelobot /ha.
Varietas Hawai Sweet daerah adaptasi baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi, berumur 100 hari di dataran tinggi dan
64 hari di dataran rendah. Rata-rata hasil 12 ton/ha berkelobot, 9.5
ton/ha tanpa kelobot.
Varietas Corn Super Bee dapat ditanam di daerah
dataran rendah, menengah dan dataran tinggi, berat 300 – 400 g/tongkol.
Potensi hasil 12 – 14 ton/ha, toleran terhadap penyakit bulai dan karat
daun, dapat dipanen pada umur 70 hari setelah tanam (Keputusan Menteri
Pertanian, 2000).
Berdasarkan uraian di atas, belum diketahui
pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis akibat pemakaian
kombinasi pupuk organik dan anorganik di lahan terkena tsunami, maka
perlu dilakukan serangkaian penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pupuk dan kombinasi pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan
produksi beberapa varietas jagung manis pada lahan terkena tsunami,
serta untuk mengetahui interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar